Mengenal Indra Kesuksesan Timnas U19 melanglang buana di Piala AFF 2024 tentu tidak terlepas dari peran sosok pelatih bertangan dingin satu ini.
Sosoknya menjadi salah satu pelatih “lokal” saat banyak klub lebih memilih mendatangkan orang asing sebagai pelatih mereka. Sosoknya pernah di-rivalkan dengan pelatih asal Korea Selatan STY, berikut adalah informasi menarik tentang Indra Sjafri.
Mengenal Indra Sekelumit Profil Indra Sjafri
Pria kelahiran Sumatera Barat ini lahir pada tahun 1963, usianya sudah lebih dari setengah abad namun masih mampu mengelola anak asuhnya dengan baik.
Tak serta merta menjadi pelatih, ia dulunya adalah pemain sepak bola yang memperkuat pertahanan PSP Padang. Dirinya berkiprah sebagai pemain PSP Padang pada tahun 1980an dan memilih jadi pelatih setelah dirinya pensiun.
Uniknya, karir kepelatihannya itu sudah dia lakoni sejak masih duduk dibangku SMA, dengan berhasil membawa timnas junior Indonesia meraih trofi juara.
Bahkan sebelum terjun melatih, ia sudah dipercaya untuk menjadi instruktur dan pemandu bakat di Induk sepak bola Indonesia yakni PSSI. Selama kiprahnya sebagai pelatih timnas junior, ia berhasil membawa anak asuhnya meraih juara di tingkat Asia LGOLUX.
Jika ditarik ke belakang lagi, jauh sebelum memutuskan menjadi pelatih, Indra tercatat pernah menjadi salah satu karyawan dari PT Pos Indonesia yang ada di Padang.
Terjun Jadi Pelatih Karena Keresahan
Mengutip dari sebuah portal berita, Indra pernah mengaku bahwa keterlibatannya dalam dunia sepak bola Indonesia berawal dari keresahan.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Indra dulunya adalah pegawai kantor pos, menjabat sebagai Kepala Kantor saat itu. Di saat yang sama, ia juga mengamati pergerakan dunia sepak bola Indonesia dimana saat itu ia merasa sangat kecewa dengan kondisinya.
Indra melihat, saat seleksi Pra PON Sumatera Barat tahun 1985 lalu, banyak sekali talenta muda berbakat yang tidak terpantau oleh pusat.
Sama seperti menyia-nyiakan bakat yang ada, ia bertekad jika jadi pelatih nanti, dirinya akan berusaha memantau bibit-bibit muda berbakat di pelosok daerah.
Untuk bisa sampai sekarang pun bukan perjalanan yang mudah bagi pelatih bertangan dingin ini. Dia harus mengikuti Pelatihan Profesional Kepelatihan hingga akhirnya mendapat lisensi C dari AFC tahun 1997.
Hingga akhirnya bisa mencapai level B tahun 1998 dan menembus level A pada kurun waktu satu tahun setelah lisensi B ia dapatkan.
Deretan Prestasi yang Sudah Ia Torehkan
Sudah disinggung sebelumnya, ketika menjadi pelatih Timnas Junior tahun 2011 lalu ia berhasil membawa anak didiknya jadi juara Hongkong Football Association International Youth Invitational Tournament U17 dan U19.
Dirinya berhasil membuktikan keahliannya pada masyarakat ketika kembali membawa pulang kemenangan pada Turnamen Kejuaraan Remaja AFF 2013.
Dalam pertarungan kontra Vietnam Skuad Garuda sanggup menahan imbang hingga akhir dan menang dengan skor akhir 7-6 melalui adu kekuatan dalam penalti. Momen tersebut jadi gelar juara pertama yang diraih Indonesia setelah 22 tahun Timnas Indonesia puasa gelar.
Sukses di Kancah Asia Tenggara, siapa sangka kesuksesannya mampu melesat ke lingkup Asia. Di bawah arahannya, Timnas Indonesia pernah berhasil mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2 pada ajang Penyisihan Grup Piala Asia U19.
Tidak berjalan mulus, setelah itu Indonesia harus puasa gelar lagi, dan pengurus PSSI memutuskan untuk menghentikan kerjasama dengan Indra.
Sempat melipir ke Bali United setelah putus kontrak dengan PSSI, dirinya kembali diminta melatih pada 2016 dengan hasil yang terbilang memuaskan hingga kini.